Mengenai Saya

Foto saya
Cimahi, Jawa Barat, Indonesia

11 Juni 2008

Motivasi

Kerjakan Yang Anda Senangi

“What is it that you like doing? If you don’t like it, get out of it, because you’ll be lousy at it. You don’t have to stay with a job for the rest of your life, because if you don’t like it you’ll never be successful in it.”

Kalimat di atas merupakan nasihat dari seorang pemimpin bisnis kaliber dunia, bernama Lee Iaccocca. Intinya adalah, bila Anda ingin sukses dalam karir atau usaha, Anda harus memulainya dengan menemukan apa yang anda senangi, kemudian kerjakan dengan fokus serta ketekunan. Dengan berlalunya waktu, Anda akan menjadi ahli dalam bidang tersebut. Dengan itu, imbalan dalam bentuk materi, status dan berbagai penghargaan lainnya pasti akan menjadi milik Anda.

Memang, pekerjaan atau usaha apapun pasti membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin ada kesuksesan sejati dengan tidur-tiduran sepanjang hari. Namun, bila Anda menyenangi kegiatan/pekerjaan itu, Anda akan jauh lebih kuat dan lebih bersemangat dalam menjalaninya, sekalipun harus mandi keringat dan meneteskan air mata.

Dalam film Center Stage, diceritakan tentang dua orang gadis cantik yang sedang berlatih di American Ballet Academy. Gadis yang satu bernama Maureen dan yang satu lagi bernama Jody. Maureen telah belajar Ballet sejak masih anak-anak, sementara Jody baru memulainya setamat High School (SMU). Menurut dua orang pelatih, Jody tidak memiliki kaki dan postur tubuh yang cocok untuk menjadi penari Ballet. Jody pun terancam dropped out dari sekolah Ballet tersebut.

Berbeda dengan Maureen. Ia bukan hanya cantik, ia juga memiliki kaki yang sangat lentur dan memiliki teknik yang sangat baik. Tetapi pada suatu malam pertunjukkan besar, dimana Maureen seharusnya menjadi pemeran utama, ternyata ia tidak muncul di panggung. Ibunya bingung lalu bergegas keluar mencari Maureen.

Di hadapan mama yang sedang kecewa, Maureen mencurahkan isi hatinya. Ia mengundurkan diri karena sesungguhnya ia tidak pernah mau menjadi penari Ballet. Satu-satunya alasan ia melakukannya selama belasan tahun adalah karena sang mama mendorongnya terus-menerus. Dengan tetesan air mata, Maureen berkata: “Mama tidak punya kaki seperti kakiku, sayangnya akupun tidak punya hati seperti hati mama.” Kemudian mereka tertunduk lalu berpisah melewati pintu yang berbeda.

Bagaimana dengan Jody?

Diperlihatkan, ketika teman-temannya sedang tertidur pulas Jody berlatih sendirian. Kuku-kuku jari kakinya lecet dan berdarah-darah namun ia terus berlatih. Suatu kali ia berkata kepada pelatihnya: “Aku tidak ingin meneruskan kuliah, aku hanya ingin menjadi penari Ballet.”

Bagi Jody, tidak ada kegiatan/pekerjaan lain yang lebih menyenangkan kecuali menjadi seorang penari Ballet. Singkat cerita, dengan kerja keras dan ketekunan ia berhasil menjadi penari Ballet professional. Pada suatu akhir pertunjukkan dimana ia menjadi pemeran utama, para pelatih, teman-teman dan seluruh penonton berdiri memberikan tepuk tangan sebagai penghargaan atas kesuksesannya. Itulah buah dari cinta terhadap pekerjaan!

Sebaliknya, bila Anda tidak menyenangi apa yang Anda kerjakan dan bila Anda bekerja semata-mata hanya demi gaji bulanan, lebih baik Anda mulai memikirkan kegiatan/pekerjaan lain yang Anda senangi. Mungkin Anda dapat menghasilkan sesuatu untuk bertahan hidup setiap bulan, tetapi yakinlah Anda tidak akan mungkin menorehkan tinta emas kesuksesan dengan mengerjakan sesuatu setengah hati. Tentang ini, Kahlil Gibran pernah menulis...

Kerja adalah cinta yang nyata, kasih yang tampak

Dan jika engkau tidak bekerja dengan cinta

Tetapi hanya dengan rasa enggan

Lebih baik bagimu untuk tidak bekerja

Dan duduk saja di pinggir jalan sambil mengemis

Dari orang-orang yang bekerja dengan sukacita

Bila Anda tidak menyenangi pekerjaan Anda, sudah pasti Anda akan sering menunda pekerjaan. Anda akan cepat merasa bosan, jenuh dan menggerutu terus-menerus. Anda juga harus memaksakan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu. Anda tidak akan terpacu untuk belajar lebih banyak tentang pekerjaan Anda. Bagi Anda, kerja tidak lain adalah sebuah penderitaan.

Dalam kondisi seperti ini, secara fisik Anda boleh hadir di kantor tetapi hati dan pikiran Anda berada di tempat lain. Energi yang Anda pantulkan selalu negatif. Dan entah Anda sadar atau tidak, atasan, teman-teman dan pelanggan Anda sesungguhnya dapat merasakan energi negatif yang Anda pantulkan tersebut. Akibatnya mereka merasa tidak nyaman bekerjasama dengan Anda. Hasil akhirnya sudah dapat dibayangkan, kinerja Anda pastilah tidak pernah memuaskan. Dengan berlalunya waktu, Anda akan menjadi virus dalam perusahaan tersebut, dan semua pihakpun akan dirugikan.

Konsep atau pemikiran seperti ini masih asing bagi kebanyakan orang. Bagaimana tidak, dari kecil kita telah diajar, baik langsung atau tidak langsung, bahwa “kerja” dan “kesenangan” berada pada kutub yang berbeda. Keduanya tidak mungkin bersatu. Selama lima hari (Senin – Jumat) kita bekerja banting tulang. Selama itu pula kita mengalami berbagai tekanan dan level stress kita terus meningkat. Tetapi pada hari Sabtu dan Minggu, kita menikmati hari pembebasan. Itulah sebabnya pada hari Jumat, kita mendengar orang-orang berteriak kegirangan, “Thanks God, Its Friday!” Dengan kata lain, syukurlah sekarang sudah hari Jumat! Aku bebas...!

Tetapi pertimbangkanlah hal ini: Rata-rata 1/3 dari waktu kita habis untuk bekerja, yaitu delapan jam per hari. Kalau Anda tersiksa selama lima hari dalam seminggu oleh karena Anda tidak menyenangi pekerjaan Anda, bayangkan akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan Anda secara keseluruhan.

Setelah membaca semua itu mungkin Anda kemudian bertanya tiga hal:

Pertama, betul sih, tetapi hari gini? Apa mungkin semua orang bisa mengerjakan apa yang ia senangi dan mendapat imbalan cukup darinya? Bagaima dengan seorang yang hanya lulusan SD, tidak punya pengalaman dan dalam kondisi keuangan pas-pasan? Apa mungkin...?

Kedua, bila memang mungkin, darimana memulainya? Karena saat ini saya masih belum menemukan kegiatan/pekerjaan apa yang saya senangi.

Ketiga, bila saya sudah menemukan apa yang saya senangi, apakah itu berarti saya harus segera keluar dari pekerjaan? Ataukah saya bisa memulainya dengan mencintai apa yang sekarang saya kerjakan?

Ketiga pertanyaan tersebut akan saya bahas pada artikel minggu depan. Untuk sementara, renungkan dua pertanyaan ajaib ini: (1) Kegiatan apa yang Anda mau kerjakan dengan sebaik-baiknya sekalipun tanpa dibayar? Bila dengan mengerjakan suatu kegiatan, lima tahun dari hari ini Anda akan mendapatkan imbalan materi sebesar Rp. 50 Juta per bulan (Anda boleh ganti 50 Juta menjadi 500 Juta, tergantunag kondisi Anda saat ini). Kira-kira kegiatan apakah yang tergambar dalam pikiran Anda?

Bagi saya, kegiatan itu adalah berdiri di atas panggung untuk memotivasi/melatih puluhan, ratusan dan ribuan orang. Termasuk juga kegiatan menulis seperti ini. Bagaimana dengan Anda?

Tidak ada komentar: